Pendidikan seumur hidup ialah sebuah sistem konsep-konsep edukasi yang menjelaskan keseluruhan peristiwa-peristiwa pekerjaan belajar melatih yang dilangsungkan dalam borongan kehidupan manusia. globalisasi dan pembangunan Iptek menyebabkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada sekian banyak  bidang. Pendidikan di tuntut untuk menolong individu supaya dapat mengekor perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup.

A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Manusia ialah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Dalam konteks ini yang dimaksudkan dengan tunbuh ialah menyangkut pada aspek jasmani atau biologisnya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tinggi badan yang bisa diukur dengan kilo dan koligram. Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan emosi, mental, jati diri serta sekian banyak  hal yang bersangkutan erat dengan kejiwaan. pertumbuhan kejiwaan insan tidak dapat terlepas dari lingkungan pendidikan tersebut sendiri.

Manusia hendak mempunyai dan mendapat  suatu kehidupan yang baik. Selama ini manusia berjuang untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya. Secara sadar atau tidak maka, selama tersebut pula edukasi berjalan terus. Pendidikan seumur hidup adalahjawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan untuk sekolah yang secara tradisional mengalami kendala dalam menyesuaikan diri dengan evolusi kehidupan yang paling cepat dalam abad terakhir ini dan tidak bisa memenuhi keperluan atau tuntutan insan yang semakin bertambah dengan ragam ragam pekerjaan, serta turun naiknya peluang kerja. Hal ini bisa memberikanpngaruh yang paling besar terhadap dunia pendidikan.
Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Ide dan konsep pendidikan seumur hidup secara operasional tidak jarang pula dinamakan dengan edukasi sepanjang raga bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai konsep yang lebih ilmiah dimana urusan ini sudah menjadi tuntutan dunia global, edukasi seumur hidup sudah mermbah ke sekian banyak  daerah atau Negara dan telah dialami sejak tahun 70-an.  

B. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Pembahasan mengenai konsep edukasi seumur hidup ini bakal diuraikan dalam dua bagian yakni ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.

1.  Dasar Teoritis

Konsep pendidikan seumur hidup pada mulanya diajukan oleh filosof dan pendidik Amerika yang paling terkenal yakni John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melewati bukunya: An Introduction to Life Long Education. Berdasarkan keterangan dari John Dewey, pendidikan tersebut menyatu dengan hidup. Oleh karena tersebut pendidikan terus dilangsungkan sepanjang hidup sampai-sampai pendidikan tersebut tidak pernah berakhir.

Konsep pendidikan seumur hidup sebetulnya telah lama dipikirkan oleh pakar edukasi dari zaman ke zaman. Dalam urusan ini sudah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana ditetapkan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
أطلـبُ الِعلم ِمنَ المَÙ‡ْدِ اِلىَ اللحْد
“Tuntutlah ilmu semenjak dari ayunan sampai liang lahad”

2. Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kepandaian negara yaitu melewati Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 mengenai GBHN memutuskan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara beda :
  1. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka pembangunan insan Indonesia seutuhnya dan pembangunan semua rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
  2. Pendidikan dilangsungkan seumur hidup dan dilakukan dalam family (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bareng antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, mengenai system edukasi nasional pada pasal 26, disebutkan bahwa edukasi non formal diselenggarakan untuk warga masyarakat yang membutuhkan layanan edukasi yang bermanfaat sebagai pengganti, penambah, dan atau perlengkap edukasi formal dalam rangka menyokong pendidikan seumur hidup.

Dari dasar edukasi seumur hidup yang dilafalkan di atas, jelaslah bahwa proses edukasi dapat dilangsungkan selama insan masih hidup.

C. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup dalam kenyataannya sebenarnya telah dilakukan oleh insan sejak keberadaannya di dunia ini dengan tidak diberi batas oleh ruang dan waktu. Pendidikan dilangsungkan dalamtotalitas kehidupan manusia, laksana dalam keluarga, sekolah, organisasi kerja, organisasi pemuda, membaca kitab atau Koran, memperhatikan radio, menyaksikan televise dan sebagainya. Untuk tersebut tujuan edukasi seumur hidup ialah:
  1. Bagi mengembangkan potensi jati diri manusia yang cocok dengan harkat dan kodrat kemanusiaannya, mencakup semua unsure kehidupannya secara optimal.
  2. Proses pendidikan dilangsungkan selama kehidupan insan seirama dengan perkembangan dan pertumbuhan kepribadiannya yang mempunyai sifat dinamis yang tidak statis.
Dari pandangan itu di atas menunjukan bahwa jati diri yang dimaksudkan ialah ketika seseorang tersebut memperlihatkan sikap dan perilaku serta tindakanya yang tidak berlawanan dengan norma-norma  agama, hokum Negara, moral maupun adat istiadat. Halini bisa terbentuk saat semua unsur masyarakat dan bangsa mengemban proses edukasi yang menjurus pada tercapainya maksud tersebut.

D. Tinjauan Pendidikan Seumur Hidup 

Dasar pemikiran yang mengaku bahwa pendidikan seumur hidup ialah sangat penting. Dasar pemikiran itu ditinjau dari sekian banyak  aspek, diantaranya ialah sebagai inilah :

1. Tinjauan Ideologis

Pendidikan seumur hidup atau lifelong education bakal memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya cocok dengan keperluan hidupnya, karena pada dasarnya seluruh manusia dicetuskan ke dunia memiliki hak sama, terutama untuk mendapatkan edukasi dan penambahan pengetahuan dan keterampilannya (skill). Sudahmenjadi fitrah insan bahwa pada hakikatnya semua insan mempunyai potensiuntuk dididik dan menjadi pendididk. Oleh sebab itupotensi yang dipunyai manusia berupa potensi indawi, potensi akal, potensi keagamaan dan potensi naluriah bakal tumbuh dan berkembangnya bila mendapat sentuhan pendidikan.

2. Tinjauan Ekonomi

Pendidikan merupakan teknik paling efektif untuk terbit dari sebuah lingkaran yang menyeret kepada ketidaktahuan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang guna:
  • Meningkatkan produktifitasnya
  • Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
  • Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
  • Memiliki semangat dalam merawat dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga edukasi keluarga menjadi sangat urgen dan besar artinya.

3. Tinjauan Filosofil

Secara filosof, insan padahakekatnya adalahsatu kesatuan yang integral, yaitu sebagai makhluk pribadi, social, dan susila. Kesemuanya tersebut harus dikembangkan terus menerus secara optimal dan berkesinambungan sampai-sampai ketiganya berlangsung cecara dan seimbang. Manusia adalahmakhluk individu, dan tidak bakal berdiri sendiri tanpa eksistensi orang lain. Oleh karena tersebut setiap pribadi membutuhkan orang beda dalam hidupnya. Disinalah pentingnya interaksi yang terbangun atas kesadaran kolektif untuk membina sebuah komunitas kumpulan dengan didasari atas kebersamaan dan saling menghargai antara pribadi itu. Di negara demokrasi, mengharapkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami faedah pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.

4. Tinjauan Teknologis

Di era globalisasi seperti kini ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan sekian banyak  produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali semua pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut tidak jarang kali memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya laksana apa yang terjadi di negara maju. Ketika semua pendidik dan semua praktisi pendidik tidak mempunyai pengetahuandan wawasan yang luas, barangkali akan terbelakang dan tergilas oleh pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis

Perkembangan IPTEK paling pesat mempunyai akibat dan pengaruh besar terhadap sekian banyak  konsep, kiat dan cara pendidikan. Disamping itu, pertumbuhan tersebut pun makin luas, dalam dan kompleks, yang mengakibatkan ilmu pengetahuan tidak barangkali lagi diajarkan seluruhnya untuk anak didik di sekolah.

Oleh sebab itu, tugas edukasi jalur sekolah yang utama sekarang merupakan mengajarkan bagaimana teknik belajar, menanamkan semangat yang powerful dalam diri anak guna belajar terus sepanjang hidupnya, menyerahkan skill untuk anak didik secara efektif supaya dia dapat beradaptasi dalam masyarakat yang ingin berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu dibuat suatu situasi yang merupakan software asas edukasi seumur hidup atau lifelong education.

Demikian suasana pendidikan seumur hidup yang disaksikan dari sekian banyak  aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam edukasi seumur hidup ialah seluruh pribadi harus memiliki peluang yang sistematik, terorganisisr guna belajar disetiap peluang sepanjang hidup mereka. Semua itu ialah tujuan guna menyembuhkan dekadensi pendidikan sebelumnya, untuk mendapat  skill yang baru, guna meningkatkan kemahiran mereka dalam upaya definisi tentang dunia yang mereka tempati, guna mengembangkan jati diri dan tujuan-tujuan lainnya. Konseptualisasi edukasi seumur hidup yang adalahalat guna mengembangkan individu-individu bakal belajar seumur hidup supaya lebih bernilai untuk masyarakat.

E. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program Pendidikan

Sebagai suatu kepandaian yang sangat fundamental dalam memandang  Pendidikan seumur hidup, maka mulai diuraikan implikasi edukasi seumur hidup ialah akibat  langsung atau konsekuensi dari sebuah keputusan. Segi implikasi edukasi seumur hidup ialah manusia seutuhnya sebagai subjek didik atau sasaran  edukasi dan proses dimana berlangsungnya edukasi itu. Hal ini menyangkut eksistensi manusia sekitar hidupnya di dunia ini.

Berdasarkan keterangan dari Ananda W. P. Guruge, dalam Burhanuddin Salam bahwa implikasi konsep pendidikan seumur hidup  bisa diklasifikasikan dalam enam kategori yaitu:

1.  Para buruh dan tani

Mereka dengan edukasi yang paling rendah atau bahkan tanpa edukasi sama sekali dan pada lazimnya masih hidup dalam keadaan tradisional sampai-sampai mereka memerlukan pendidikan dan kemampuan serta pemberian cara bertani yang baru, supaya dapat menambah produktifitasnya demi untuk membetulkan taraf hidupnya.

2.  Golongan remaja yang terganggu sekolahnya

Remaja yang menganggur yang tidak melanjutkan pendidikan diakibatkan kurangnya bakat, minat, keterampilan ekonomi dan sebagainya. Remaja dalam format ini, mesti diserahkan pendidikan dan pelatihan supaya hidup dan kehidupannya bermakna, baik guna dirinya, keluarganya, dan lingkungannya dimana remaja itu berada.

3.  Para pekerja yang berketrampilan

Bagi kelompok pekerja yang berketrampilan ini , program edukasi yang disediakan untuk mereka ialah program yang dapat mengamankan mereka dari keusangan pengetahuan. Untuk tersebut perlu dibekali pengetahuan dan ketrampilan baru supaya dapat menghadapi kendala masa depan.

4.  Golongan teknisi dan professional

Program pendidikan seumur hidup paling besar peranannya untuk golongan ini. Mereka pada lazimnya mendapatkan posisi urgen dan strategis dalam masyarakat. Agar mereka masih berperan dalam masyarakat, maka mesti senantiasa memperbaharui dan meningkatkan pengatahuan serta ketrampilannya.

5. Para pemimpin dalam masyarakat

Para pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, agama, social, dan sebagainya), perlu membetulkan sikap dan ide-idenya agar mereka tetap bermanfaat dalam memimpin masyarakatnya cocok dengan gerak peradaban pembangunan dan keperluan masyarakat.

6. Golongan anggota masyarakat yang telah tua

Dalam meningkat panjangnya umur rata-rata manusia dan kesejahteraanpun menjadi lebih baik, maka jumlah anggota masyarakat yang lanjut umur semakin meningkat dan meraka memerlukan pendidikan demi mengisi dorongannya untuk memahami hal-hal yang baru.

Dengan demikian, insan akan menjangkau tingkat kesejahteraan hidup dan terbit dari kemelut ketidaktahuan dan keterbatasan andai menjadikan edukasi sebagai sebuah yang paling fundamental dalam kehidupannya. Ketika edukasi dijadikan sebagai skala polaritas dalam kehidupan sebuah masyarakat, maka telah barang pasti masyarakat tersebut akan merasakan perkembangan dan peradaban dalam segala bidang kehidupan.
                                            
DAFTAR  PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, PT Bumi Aksara, 2006
Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undang Sistem  Pendidikan Nasional . Jakarta:Dirjen Pendidikan Islam, 1991/1992.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tentang Pendidikan Nasional serta Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen (Jakarta:Dirjen Pendidikan Islam, 2007.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Ibn Hambal, Ahmad,  Musnad Ahmad bin Hambal, juz II (Beirut: Dar-al-Fikr, (t.th),
Ihsan H, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta, PT Rineka Cipta, 2003.
Jalauddin, Teologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Salam, Burhanuddin, Pengantar Pedagogi Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, Jakarta: PT Rineka Cipta.1997
Tirtarahardja, Umar, Dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan Cet. II. Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005