Allah swt menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw pada dua tempat yaitu di Makkah dan Madinah. Hal tersebut terjadi, karena Nabi Muhammad saw pernah hijrah ke Madinah dan membangun kekuatan pondasi islam di sana. Dengan demikian ayat-ayat Alquran diterima oleh Nabi Muhammad saw pada dua tempat yaitu makkah dan madinah.

A. Pengertian Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Dari perspektif periode Makkiyah adalah sebuah ayat yang turun sebelum emigrasi meskipun diturunkan di luar Mekah, sementara Madaniyah adalah ayat yang turun setelah hijrah meskipun turun di Mekah.

Menurut az-Zarkasyi dalam bukunya Adnan Mahmud mendefinisikan Makkiyah adalah sebuah ayat atau surah yang tulisan suci atau sasarannya ditujukan kepada penduduk Mekah, dan Madaniyah adalah sebuah sajak atau surah yang sasaran bicaranya ditujukan kepada penduduk Madinah.

Dari beberapa penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum pindah ke Madinah sedangkan Madaniyah adalah ayat yang turun setelah Nabi pindah ke Madinah.

Untuk mengetahui dan menentukan Makkiyah dan Madaniyah para ulama mengandalkan dua cara utama: simāi naqli (mendengar apa adanya) dan qiyāsi ijtihadi (ijtihad result kias) metode pertama didasarkan pada sejarah otentik dari teman-teman yang hidup pada waktu itu dan menyaksikan wahyu. Atau dari tabi'in yang menerima dan mendengar dari teman-teman di mana dan peristiwa apa yang terkait dengan turunnya wahyu. Sebagian besar penentuan Makkiyah dan Madaniyah didasarkan pada metode pertama.

Sedangkan metode qiyasi ijtihadi didasarkan pada karakteristik Makkiyah dan Madaniyah. Jika dalam Surah Makkiyah ada ayat yang berisi properti Madaniyah atau berisi peristiwa Madani, maka dikatakan bahwa ayat tersebut adalah Madani, dan jika dalam Surah Madani ada ayat yang berisi properti Makki dan berisi peristiwa Makki, maka ayat tersebut dikatakan menjadi ayat Makkiyah.

B. Karakteristik Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Ayat-ayat yang turun di Mekah sebelum emigrasi (Makkiyah) dan yang diturunkan di Madinah setelah emigrasi (Madaniyah) memiliki konteks yang berbeda. Komunitas Mekah adalah masyarakat yang menolak Proses Nabi saw dari Nabi Suci, sedangkan orang-orang Madinah adalah mereka yang menerima ajarannya karena kedua kelompok ayat memiliki perbedaan dan karakteristik khusus.

Ayat-ayat Makkiyah dalam surah Madaniyah. Dengan menyebutkan surah Makkiyah dan Madaniyah tidak berarti bahwa semua Makkiyah dan Madaniyah adalah karena dalam surah Makkiyah terkadang ada ayat-ayat Madaniyah dan dalam surah Madaniyah kadang-kadang ada juga ayat-ayat Makkiyah. Jadi penamaan surat Makkiyah dan Madaniyah didasarkan pada sebagian besar ayat yang terkandung di dalamnya.

Ayat yang diturunkan di Madinah adalah hukum Makkiyah yang mereka teladani dengan surat al-Mumtahanah. Surat ini diturunkan di Madinah dalam hal di mana ia turun, tetapi panggilan itu ditujukan kepada Mushrik Mekah.

Sebuah ayat yang mirip dengan yang diungkapkan di Mekah di Madani. artinya adalah ayat dalam surah Madaniyah tetapi memiliki gaya bahasa dan fitur umum dari Surah Makkiyah seperti dalam surah al-Anfal (8): 32. Demikian juga kebalikannya terungkap dalam Madinah dalam ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Makkiyah tetapi memiliki gaya Madaniyah seperti dalam surah an-Najm (53): 32.

1. Karakteristik ayat dan Surah Makkiyah sebagai berikut

  1. Ayat-ayat Makkiyah pendek dan disebut ayat-ayat qhisar, buktinya adalah bahwa juz 30 berisi 36 surah yang umumnya surah Makkiyah.
  2. Dimulai dengan yā ayyuha an-Nās
  3. Ayat-ayat Makkkiyah umumnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan iman, ancaman dan penghargaan, kisah-kisah orang-orang sebelumnya yang mengandung ajaran dan karakter.
  4. Setiap huruf berisi pelafalan Kallā, pelafalan ini hanya ditemukan di bagian terakhir dari Alquran dan disebutkan 33 kali dalam 15 huruf.
  5. Setiap huruf di dalamnya mengandung ayat doa
  6. Setiap huruf dimulai dengan huruf pendek seperti Alif Lāam mîim, Alif Lāam rā, hāmîm dll. Kecuali untuk surah al-Baqarah dan surah Ali-Imran.
  7. Setiap surah di dalamnya menceritakan kisah Adam dan Iblis kecuali surah al-Baqarah.
  8. Setiap surat yang berisi kisah para nabi dan orang-orang sebelumnya kecuali surat al-Baqarah.
  9. Kata-katanya begitu lembut, jelas dan mudah dilantunkan sesuai dengan huruf yang bisa diucapkan dengan lembut dan bisa juga dengan suara yang nyaring.
  10. Suara akhir ayat sangat harmonis dan seimbang kadang-kadang horisontal, kadang bergelombang, kadang-kadang melemah rusak dan kadang-kadang juga menggelegak, mengalir dan membangkitkan.
Sedangkan dari segi karakteristik tema dan gaya bahasa dapat diringkas sebagai berikut:
  1. Undangan untuk monoteisme dan nasihat penyembahan hanya kepada Allah SWT, bukti risalah kenabian, kebangkitan dan hari-hari pembalasan, kiamat, neraka dan siksaan, surga dan kebijaksanaan, argumen melawan kaum musyrik menggunakan bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
  2. Menyusun dasar-dasar dan ketentuan umum undang-undang dan karakter mulia yang membentuk dasar masyarakat, dan mengekspos para pendosa kaum musyrik dalam menumpahkan darah, mengonsumsi kekayaan anak yatim, penguburan hidup-hidup untuk wanita dan tradisi buruk lainnya.
  3. Sebutkan kisah para nabi dan orang-orang sebelumnya sebagai pelajaran bagi mereka dan dapat digunakan sebagai hiburan bagi nabi Muhammad, untuk tabah dan sabar dalam menghadapi gangguan dari musuh-musuhnya.
  4. Suku kata pendek disertai dengan kata-kata yang sangat mengesankan, pernyataan pendek, telinga terasa menembus dan terdengar sangat keras, mendebarkan, dan maknanya meyakinkan dengan pengucapan sumpah yang diperkuat, seperti surah pendek.
  5. Bukti kebenaran dan argumen yang digunakan lebih mengutamakan kebenaran agama
  6. Banyak yang bercerita tentang orang-orang munafik dan masalah yang disebabkan oleh mereka.

2. Karakteristik ayat dan surah Madaniyah

  1. Ayat-ayat Madaniyah panjang dan diberi nama setelah ayat itu.
  2. Sebagian besar kata-kata Allah dalam surah madaniyah dimulai dengan kata-kata yā ayyuha lazina āmanū.
  3. Lebih lanjut tentang sanksi, hukum, warisan, hak dan aturan politik, sosial dan negara.
  4. Setiap surah di dalamnya disebutkan oleh orang-orang munafik kecuali untuk surah al-Ankabut.
  5. Setiap surah di dalamnya memiliki dialog dengan Ahli Kitab.
Dari segi karakteristik, tema dan gaya bahasa dapat diringkas sebagai berikut.
  1. Jelaskan ibadah, muamalah, miliki, kekerabatan, warisan, jihad, hubungan internasional, baik di masa damai dan di masa perang, aturan hukum dan masalah legislasi.
  2. Seruan kepada para ahli Taurat dari kalangan Yahudi dan Kristen. Dan undangan mereka untuk masuk Islam, penjelasan tentang penyimpangan mereka dari buku-buku Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah pengetahuan datang kepada mereka karena iri di antara sesama mereka.
  3. Mengungkapkan perilaku orang-orang munafik, menganalisis jiwa mereka, dan menjelaskan bahwa mereka berbahaya bagi agama.
  4. Suku kata dan ayatnya panjang dan dengan gaya bahasa yang menegaskan syariat dan menjelaskan maksud dan tujuannya.
Tidak ada keraguan bahwa ukuran komparatif antara fitur-fitur umum dari surat-surat Makkiyah dan Madaniyah membantu untuk mengetahui lebih lanjut tentang tema tersebut. Karakteristik khusus yang dimiliki oleh Madaniyah, baik dilihat dari analogi atau perspektif tematik, menunjukkan langkah-langkah yang diambil oleh Islam dalam menentukan aturannya, yaitu secara hierarkis secara berkala. sejarah telah membuktikan keberadaan sistem sosial budaya membedah Mekah dan Madinah. Mekah dihuni oleh komunitas yang keras kepala yang tindakannya selalu menghalangi propaganda Nabi dan para sahabatnya. Sedangkan di Madinah setelah Nabi bermigrasi ada tiga komunitas, komunitas Muslim yang terdiri dari muhajirin dan kelompok anshar, komunitas munafik dan komunitas Yahudi. Al-Qur'an sangat menyadari perbedaan sosial budaya antara kedua tempat. Karena itu aliran pembicaraan ayat yang diturunkan kepada penduduk Mekah sangat berbeda dengan aliran yang diturunkan kepada penduduk Madinah.

Jika surah cocok dengan karakteristik umum surah Makkiyah dalam hal bahasa, tingkat keringkasan surah, kesesuaian nama, dan menceritakan tentang orang musyrik, maka surah tersebut diklasifikasikan ke dalam surah Makkiyah karena sesuai dengan karakteristik umum dari surah Makkiyah. Jika ukuran perbandingan sejarah tidak dapat memberikan keputusan yang menenangkan dan meyakinkan, apakah itu sura makkiyah atau madaniyah maka diperbolehkan untuk mengandalkan karakteristik di atas. Contohnya adalah ayat-ayat Alquran yang menceritakan tentang perang dan aturan negara. jika Anda melihat karakteristik dari tema yang ada dalam surah kami akan mengkategorikannya menjadi surah madaniyah karena kami berdua tahu bahwa suasana dakwah pada periode pertama terjadi sebelum Rasulullah melakukan hijrah tidak berisi kondisi yang berkaitan dengan aturan kenegaraan.

C. Klasifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Jumlah surat dalam Alquran terdiri dari 14 huruf 86 di antaranya diturunkan di Mekah disebut ayat Makkiyah dan 28 huruf dijatuhkan setelah pindah ke Madinah disebut ayat Madaniyah. Agak sulit untuk melacak dan mengidentifikasi dengan pasti ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah karena urutan urutan ayat-ayatnya tidak mengikuti kronologi waktu ayat turun, tetapi berdasarkan instruksi dari nabi (tauwqifi). Selain itu, Naskah Ottoman yang merupakan referensi standar dari awal disusun berdasarkan instruksi Nabi. Para komentator tidak setuju dalam menentukan jumlah surat yang jatuh di Madinah, bahkan dalam perselisihan juga tentang menentukan surat-surat Makkiyah dan Madaniyah. Surat-surat Makkiyah sesuai dengan tata tertib. Di bawah ini kami gambarkan surat Makkiyah menurut keturunan yang teratur berdasarkan pernyataan beberapa ulama.
Dari beberapa ayat Makkiyah di atas, penulis memberikan pengecualian terhadap ayat-ayat Madaniyah dalam Surah Makkiyah misalnya, QS al-An'am (6): 151-153. dan QS al-A'raf (7) 163-171.

D. Tujuan Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

Perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah dalam teks adalah perbedaan antara fase-fase. Dua fase penting itu memiliki peran dalam pembentukan teks, baik konten atau konten dan struktur. Karena itu pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah sangat penting dalam memahami ayat-ayat Alquran.

Di antara urgensi mempelajari Makkiyah dan Madaniyah menurut Manna 'al-Qathan adalah sebagai berikut:
  1. Untuk digunakan sebagai alat dalam menafsirkan Alquran karena pengetahuan tentang tempat ayat dapat membantu dalam memahami ayat-ayat Alquran atau menafsirkannya dengan benar. Meskipun apa yang bertahan adalah pemahaman umum tentang lafaz, bukan alasan khusus. Berdasarkan hal itu, seorang komentator dapat membedakan antara ayat-ayat nasikh dan mansukh jika di antara kedua ayat tersebut terdapat makna yang kontradiktif, yang datang kemudian tentu saja nasikh dengan yang pertama.
  2. Untuk menyerap gaya bahasa Alquran dan menggunakannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah. Karena setiap situasi memiliki bahasanya sendiri. Memperhatikan situasi adalah makna paling istimewa dalam ilmu retorika. Karakteristik gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah dalam Alquran memberikan ilustrasi kepada mereka yang mempelajarinya tentang metode menyampaikan dakwah sesuai dengan psikologi masyarakat, menguasai pikiran dan perasaan dan mengatasi apa yang ada dalam diri mereka dengan bijak. Setiap tahap dakwah memiliki topik dan pola penyampaian masing-masing. Pola pengiriman berbeda sesuai dengan perbedaan dan prosedur, kepercayaan dan kondisi lingkungan. Ini terbukti dalam berbagai cara Alquran menyerukan berbagai kelompok, orang beriman, musyrik, munafik.